Pengabdian masyarakat yang dilakukan tim pengabdi dari FKIP Kimia dengan tema “Produksi serbuk tiram di Desa Alue Naga untuk meningkatkan nilai ekonomis dan mengurangi dampak lingkungan” pengabdian ini diketuai oleh Kana Puspita, S.Pd., M.Si. P (FKIP Kimia) dan beranggotakan Fitria Herliana, S.Pd., M.Pd. (FKIP Fisika) Zahra Amalia, S.T., M.Eng. (Fak teknik Sipil)
Pengabdian ini dilakukan atas landasan kerisauan tim peneliti saat mengunjugi kampung Alue Naga dimana ditemukan banyak sampah cangkang tiram yang dibuang sembarangan di pinggir sungai oleh para petani tiram. Sampah cangkang tiram tersebut apabila tidak dikelola akan mengakibatkan bencana alam seperti banjir. Padahal limbah cangkang tiram merupakan salah satu sumber kalsium yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben, bahan baku mortar dan semen, dan bahan pembuatan obat antasida karena cangkang tiram banyak mengandung CaCO3.
Atas dasar kerisauan melihat banyaknya sampah cangkang tiram yang dibuang sembarangan mendorong Tim pengabdi untuk melaksanakan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mengedukasi dan melakukan pelatihan terkait produksi limbah cangkang tiram menjadi bahan yang bernilai jual. Pengabdian ini juga melibatkan mitra yaitu CV. Natural Aceh Food.
Desa Alue Naga merupakan salah satu kampung yang berada di Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh. Mata pencaharian utama masyarakat desa Alue Naga Adalah nelayan dan petani tiram. Desa ini bahkan dinyatakan sebagai wilayah penghasil tiram terbaik di Banda Aceh. Namun para petani belum Mengelola sampah cangkang tiram dengan baik. Pengabdian ini mengajak mitra yaitu pihak CV Natural Aceh Food yang bergerak di bidang penjualan produk olahan makanan dari bahan mentah tiram. Produk oalahan tiram yang biasa mereka pasarkan adalah kerupuk tiram dan nugget tiram (Una, 2019).
Selama ini, produksi kerupuk tiram dilakukan oleh masyarakat Desa Alue Naga. CV Natural Aceh Food Selama ini menjadi LSM melakukan kegiatan di Alue Naga dengan tujuan membantu masyarakat untuk meningkatkan pendapatan warga dengan tetap mengaja kelestarian lingkungan di Kawasan Alue Naga. Saat melakukan koordinasi dengan pihak mitra, tim pengabdi menemukan Bahwa mitra juga memiliki kesulitan dalam hal mengelola sampah cangkang tiram oleh karena itu pengabdian ini berusaha untuk menyelesaikan masalah mitra dengan memberikan solusi yaitu (1) alat pemecah cangkang tiram. (2) pelatihan pengunaan alat (3) merek dagang serbuk cangkang tiram.
Pengabdian masyarakat ini dimulai dengan:
(1) survey awal dilakukan pada masyarakat di Desa Alue Naga dan CV.Natural Aceh Food. Hal ini dilakukan untuk mengetahui persoalan pengelolaan limbah cangkang tiram, termasuk produk olahan apa yang telah dihasilkan oleh masyarakat pencari tiram.
(2) Kegiatan kedua adalah pelatihan pengunaan alat pemecah cangkang tiram menjadi serbuk dan dalam pelatihan ini juga disampaikan pula manfaat serbuk cangkang tiram dan dampak pembuangan limbah cangkang tiram di darat maupun perairan yang dapat merugikan masyarakat sekitar. Pelatihan ini telah dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2022 di Balai Desa dengan mengikutserakan sekitar 30 orang peserta.
(3) selanjutnya yaitu produksi serbuk cangkat tiram yang telah dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2022 adapun tahapan pelaksaan kegiatan ini yaitu a) mengumpulkan limbah cangkang tiram di Desa Alue Naga, b) membersihkan limbah cangakang tiram dengan cara menyikat hingga lumut dan kontaminan lainnya hilang, c) menghancurkan limbah cangkang tiram menggunakan alat yang telah disediakan, dan d) memasukkan ke dalam kemasan yang siap untuk dijual di mitra Natural Aceh Food.
(4) Kegiatan yang keempat adalah design kemasan produk serbuk cangkang tiram Kemasan yang akan digunakan untuk serbuk cangkang tiram didesain oleh tim pengabdi bersama pihak mitra CV.Natural Aceh Food menggunakan aplikasi canva design. Desain ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan serbuk cangkang tiram. Selain itu, bahan yang digunakan untuk kemasan berupa kertas. Dalam hal ini tim pengabdi berusaha untuk mengurangi penggunaan plastik sebagai kemasan dan kegiatan yang terakhir adalah pengusulan hak cipta (merek dagang).
Setelah masyarakat memproduksi serbuk limbah cangkang tiram yang mengandung CaCO3 kemudian diusulkan pengajuan hak cipta berupa merek dagang ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. a
Pada akhirnya pengabdian ini berusaha untuk memberikan edukasi dan pelatihan terkait produksi limbah cangkang tiram menjadi sesuatu bahan yang lebih bernilai. Serta menyadarkan masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan hidup baik darat maupun perairan.